"Betapa besarnya Tuhan itu karena Engkau telah memberikan kepadaku seseorang yang dapat membuat hidupku menjadi sempurna".
Cerita kami ini bukan fiksi atau rekaan belaka, semuanya merupakan kisah nyata yang kami jalani dalam kurun waktu lebih dari 3 tahun. Cerita ini aslinya sangat panjang, mungkin Anda akan bosan untuk membacanya atau tidak ingin tahu bagaimana prosesnya.  Jika bosan, silakan dibaca dengan tidak berurutan.

Beberapa orang teman dekat mungkin sudah mengetahui detail awal kami jadian. Teman-teman yang mendukung kami dalam hubungan kami, teman-teman yang bisa menerima keanehan hubungan kami :), beberapa teman yang juga mendoakan kami agar hubungan kami bisa berakhir bahagia seperti kisah putri dan pangeran dalam dongeng ...and they live happily ever after.... (amiiiiin, hehe).

Setiap orang akan mengalami kisah yang berbeda, kami menceritakan kisah kami apa adanya. Kami ingin berbagi tentang bagaimana dalam berbagai situasi kami hanya bisa mengandalkan Tuhan. Hubungan yang sulit ini pun bisa bertahan karena Tuhan, dan kami mendapatkan restu orangtua juga merupakan jawaban dari doa yang kami panjatkan.

Tujuan kami mendokumentasikan kisah kami dengan harapan kisah kami ini bisa kami baca di masa depan dan menjadi kekuatan untuk kami sendiri di saat-saat sulit (karena Tuhan tidak pernah menjanjikan matahari akan bersinar sepanjang tahun). Selain itu, cerita ini kami tuliskan untuk mempermudah kami menceritakan kepada seluruh sahabat kami akan pertanyaan-pertanyaan yang sering diajukan (waduh sudah seperti Frequently Asked Question saja ya).

Karena kisah kami sangat panjang, kami membagi-baginya menjadi beberapa bagian.

Tahun 2001

Risna, seorang fresh graduate, bekerja di sebuah software house yang berada dilingkungan kampus dengan tujuan agar tetap mengetahui informasi jika ada penerimaan dosen, dan lebih mudah mengakses informasi mengenai beasiswa S2 baik dalam maupun luar negeri. Joe seorang mahasiswa tingkat 3 yang menjadi anggota penelitian FreeOffice di bawah bimbingan Bu Inge. Kebetulan Penelitian itu berbagi ruang dengan ruang tambahan untuk software house di jurusan. Risna dan Joe pernah satu ruangan (entah untuk berapa lama). Kami belum pernah berbicara satu sama lain walaupun satu ruangan.

Apa yang Risna ketahui tentang Joe saat itu: Yohanes Nugroho, yunior yang sepertinya pintar (kalau tidak mana mungkin dia bisa ikutan dalam penelitian Bu Inge). Risna sudah pernah menggunakan program script untuk mengirimkan sms via lippostar.com yang dibuat Joe. Kesan yang lain? gak ada sama sekali :P

Apa yang Joe ketahui tentang Risna saat itu: Risnawaty, alumni IF yang bekerja di Tim IF. Pada dasarnya Joe saat itu tidak perduli dengan semua orang (dia hanya perduli dengan apa yang bisa dioprek dari komputer). Kesan? tidak ada sama sekali.

Tahun 2003

 Ada penerimaan dosen di Informatika ITB, Joe yang kala itu sudah menjadi seorang fresh graduate mencoba melamar jadi dosen. Risna yang sejak tahun 2001 keasikan bekerja juga mencoba melamar jadi dosen (sampai dengan saat itu, kami masih belum kenal satu sama lain). Kami berdua berhasil lulus seleksi jadi dosen, namun karena ada kebijakan ITB, kami tidak bisa langsung jadi dosen, kami dititipkan untuk bekerja di Divusi (yang notabene software house yang sama tempat Risna bekerja dari awal).

class of 2003Sekitar bulan Mei 2003 kami mendapat tawaran dari jurusan untuk melanjutkan pendidikan S2 di jurusan dengan beasiswa dari ITB. Kami mengikuti seleksi dan sama-sama berhasil mendapatkan beasiswa . Sejak saat itu kami menjadi mulai saling mengenal sebagai teman sekelas (nothing more...).

Kehidupan Cinta saat itu...

Risna adalah Jomblo sejati :P, sering bertepuk sebelah tangan. Risna menyukai orang yang tidak suka padanya dan disukai orang yang tidak disukainya. Ya namanya emang ga jodoh! :P. Risna yang memang sedang giat-giatnya mencari pemilik tulang rusuknya, suatu hari mendapatkan forward email sebuah doa yang akhirnya diposting di blog lamanya. Doa yang menjadi landasan dalam menemukan kekasih hatinya. (Kami tidak tahu siapa yang pertama sekali menciptakan doa ini, tetapi kami berterimakasih telah membagikan doa ini).

Joe, menjomblo sejak pertengahan 2003. Terpikir untuk mendekati beberapa wanita, tapi  keinginannya masih kurang kuat dibanding dengan keinginannya untuk memprogram dan ngoprek komputer. Sampai suatu saat terpesona dengan Risna dan timbul niat yang menurut kebanyakan orang tidak lazim, Joe ingin mengenal Risna lebih dekat dan bahkan menjadi pacarnya Risna, padahal...Risna itu lebih tua dari Joe. (Katanya sih terpesona dengan keanehan warna rambut Risna yang seperti sisa di cat, padahal emang Risna pernah mengecat rambutnya).

Kami mulai makan siang bareng sejak hari pertama puasa Oktober tahun 2003, dan  Joe mulai mendekati Risna karena mendapatkan 'clue' bahwa Risna single and available (alias Jomblo) di saat makan siang pertama itu (tapi kalo ditanya bilangnya "nggak, nggak lagi deketin").


Melalui proses penolakan beberapa kali, Joe tetap berusaha menerima dengan baik penolakan Risna. Pernah juga Joe berstrategi mengajukan diri menjadi adik saja. Tapi Risna yang pada dasarnya tidak percaya dengan pria dan wanita bisa berteman saja ataupun kakak adik menolak usulan Joe. Setelah melewati diskusi panjang, ketidak mungkinan dan sebagainya, awalnya Joe hampir menyerah kalah.

di bis ke depok Hari itu 24 November 2003, Joe dan Risna sebagai teman berangkat bareng ke Depok dengan tujuan berbeda. Joe ingin menenangkan dirinya karena ditolak Risna. Risna berlibur ke rumah sepupunya Dea. Entah apa yang sedang terjadi, ketika Mama Dea melaporkan kepada Dea kalau Risna ke Depok bersama seorang pria (ada 2 kemungkinan: Risna emang ga pernah ketauan jalan ama cowok, atau mama Dea demen aja ngegodain Risna). Dea dengan semangat 45 menginterogasi Risna mengenai pria itu (yang tak lain adalah Joe). Risna menjelaskan apa adanya, Joe seorang teman yang meyenangkan tapi agak mustahil kalau dijadikan pacar (ya Risna masih tetep ga mau kalau pacarnya lebih muda, terus ga mau repot kalau ntar ortu menolak karena beda suku). Dea dengan lebih semangat lagi (entah dia disuruh siapa, yang jelas dia ga kenal Joe), malahan mempengaruhi Risna untuk mencoba dulu jalan dengan Joe, masalah usia dan suku bukan lagi issue utama saat ini, yang penting kasih sayang katanya (hehehhehe). Risna yang sebenarnya juga mulai merasakan nyaman berteman bersama Joe mulai tergoda, tapi masih ragu-ragu. Beberapa sms dilayangkan dari Hp Risna (oleh Dea) ke Joe. Joe juga langsung tau kalau yang sms itu bukan Risna.

Singkat cerita, Dea memang ahli memanipulasi orang (pisss De!). Risna berhasil dipengaruhi untuk menerima Joe, dan Joe pun dengan senang hati langsung menelpon Risna sore itu. Sejak 24 November 2003 kami mulai berkomitmen untuk lebih mengenal satu sama lain (dengan kata lain pacaran). Tapi ada masalah, kami merasa perlu untuk memberitahu kepada orangtua kami mengenai teman spesial kami ini. Sayangnya orangtua kami masing-masing tidak setuju dengan pilihan kami. Memang sih masih cukup awal untuk berpisah, dan kami memang sempat memutuskan untuk tidak melanjutkan kisah kasih kami.

Orangtua Joe tidak setuju Joe berpacaran karena Risna usianya lebih tua dari Joe dan dari budaya batak yang berbeda dengan keluarga Joe. Dengan alasan itu, orangtua mungkin khawatir Joe akan cepat menikah padahal belum lagi punya penghasilan yang cukup untuk membiayai sebuah keluarga.

Orangtua Risna tidak setuju karena Joe bukan orang batak dan karena Joe lebih muda dari Risna. Kebalikan dari orangtua Joe mungkin orangtua Risna takut kalau Risna masih tambah lama menikahnya. Risna sendiri merasa inilah alasannya dulu kenapa ragu-ragu menerima Joe, Risna ga mau berdebat dengan orangtuanya. Risna cuma ingin hubungan yang membuat orangtua juga bahagia.

Baru beberapa minggu kami pacaran, Kami sepakat untuk putus, dengan alasan: Joe takut membuat Risna lebih lama lagi menikah kalau hubungan kami tidak berhasil. Risna sih memilih putus bukan karena takut kelamaan menikah, tapi Risna tidak ingin melawan orangtua.

Akan tetapi, setelah putus, Joe dan Risna masih tetap berteman dan sering pergi bersama. Joe dan Risna walaupun sudah tidak pacaran, dalam hati masing-masing sudah mulai merasa tidak bisa pindah ke lain hati (ya iyalah, abisnya bareng-bareng terus, kapan melirik orang lain). Joe dan Risna merasakan ada saja bahan obrolan yang menarik untuk dibicarakan. Kami sadar, kami bukan orang yang sedang kasmaran karena dimabuk cinta, kami hanya dua orang yang sedang mengagumi pribadi satu sama lain. Risna kagum dengan Joe yang sangat tekun dalam dunia pemrograman, Joe yang selalu bisa ditanya apa saja mulai dari hal teknis pemrograman tapi juga mengerti mengenai novel populer, biografi Helen Keller, ataupun buku rohani karya Phillip Yancey (dengan kata lain jagoan lagi pula pintar, kayak catatan si Boy hehe). Sedangkan Joe kagum dengan Risna yang kata orang galak tapi Joe melihat Risna seorang wanita yang mandiri, tegas, teman diskusi yang nyambung untuk semua topik, punya prinsip hidup, jujur dan baik hati  (selain tentu saja cantik dan menarik di mata Joe hehhee). Joe bahkan ga merasa Risna galak tuh, katanya yang bener itu tegas, bukan galak (halah, apa sih).

Akhirnya... setelah beberapa lama dalam kondisi ga jelas, kami memutuskan untuk berpacaran lagi dengan komitmen: kami pacaran untuk lebih mengenal satu sama lain, kami hanya akan putus kalau memang kami berdua tidak cocok (bukan alasan eksternal : ortu tidak setuju, yang sudah kami ketahui sebelum kami mulai). Dan yang paling penting adalah, kami mau berjuang bersama untuk hubungan kami ini dengan mengandalkan Tuhan.

Kami memulai hubungan kami dengan doa, kami membuat jam doa setiap minggu secara khusus berdoa bersama untuk hubungan kami. Kami minta kepada Tuhan, jika memang Tuhan mengijinkan kami bersama, kiranya Tuhan memberikan restu dengan membuat orangtua kamipun merestui hubungan kami.

Banyak teman yang menyarankan kawin lari jika orangtua tidak setuju. Tapi kami tidak mau hal itu. Kami ingin Tuhan yang menentukan apakah kami memang jodoh atau tidak, bukan kami sendiri yang memaksakan keinginan kami. Dalam doa rutin kami, kami juga mendoakan banyak hal tentang keluarga kami, dan disini kami bisa merasakan, bahwa kalaupun kami sekarang mendapat restu, semua itu karena ijin dari Tuhan. (Kalau sampai Orangtua tidak setuju juga, mungkin kami harus pasrah menerima bahwa kami tidak direstui Tuhan.... berat... tapi.... itulah komitmen kami).

Mungkin kami bukan contoh yang baik, karena walaupun kami memulai hubungan kami dengan doa, kami merahasiakan hubungan kami dari orangtua. Setiap kali orangtua bertanya, kami terpaksa berbohong. Kami tahu tidak ada yang namanya bohong putih atau bohong untuk kebaikan, tapi pada dasarnya, kami menghindari berbohong, lebih sering tidak mengatakan semuanya (sama aja ya :P). Alasan kami tidak langsung memberitahu orangtua selain pada awalnya mereka sudah tidak setuju, kami ingin agar kami dulu yang yakin satu sama lain, baru setelah itu meyakinkan orangtua kami masing-masing. Ya... siapa tahu memang kami tidak berjodoh, jadi ga usah terlalu membuat orangtua pusing dululah.

Masa perkenalan kami berjalan lancar karena kami memiliki kesamaan "rajin ngeblog". Acara makan siang kami kerap diisi dengan diskusi mengenai isi blog kami satu sama lain. Dan adakalanya juga kami berjawab-jawaban dalam blog. Dipikir-pikir kami agak konyol yah. Beberapa waktu kemudian Joe mengusulkan agar kami membeli domain dan ngeblog bareng. Awalnya terasa agak riskan, mengingat hubungan kami saat itu masih baru 6 bulan. Tapi ya... yakin aja buat ngeblog bareng.

Dalam masa pacaran, kami berusaha mengisi waktu kami dengan hal-hal yang berguna (selain tentu saja nonton, memanjakan diri sesekali di salon untuk refleksi, ataupun belanja buku). Pada dasarnya kami sering bersama tapi sibuk dengan pekerjaan masing-masing.

Berikut ini tulisan-tulisan yang sedikit banyak menceritakan apa yang kami lakukan di masa-masa pacaran backstreet kami.

2003

Awalnya, karena namanya juga masih backstreet, postingan Risna tidak menunjukkan kalau dia sudah punya pacar, sedangkan posting Joe selalu mengindikasikan kalau dia punya pacar, contohnya yang berikut ini :

Tulisan Joe

Tulisan Risna

2004

Awal tahun frekuensi menulis Blog semakin berkurang, mungkin karena kami sudah sering mendiskusikan semuanya secara langsung, jadinya ga ditulis lagi deh. Awal tahun itu, Joe punya HP 3650 juga, dan akhirnya mulai memprogram SymbianBible. Awalnya dia memrogram S60Bible itu untuk memenuhi janjinya kepada Risna yang dari dulu terobsesi pengen punya Alkitab elektronik. Selain itu, Joe ternyata orang yang cukup romantis, dia memberi surprise membelikan bintang-bintang glow in the dark buat Risna setelah percakapan mereka tentang bintang (yang ini sempet di tulis oleh Risna di blog).

Bulan Februari, valentine pertama. Ga di dokumentasikan, paling ada tulisan tentang norak make agile messenger. Joe malahan lebih memilih mendokumentasikan tulisan pembodohan digital yang lagi heboh di masa itu.

Joe di Vietnam Bulan Maret Joe ke Vietnam. Sementara itu Risna baru mulai membaca buku What's so Amazing about Grace. Dan pada bulan Maret Joe menyelesaikan program S60Bible yang dimulai bulan Januari 2004.

April 2004 kami mulai ngeblog bareng dengan judul Amazing Grace. Joe ngurusin TOKI, sementara Risna keliling FO nemenin adik sepupu.Kami melewatkan paskah dengan kebaktian bersama di Bandung. Joe sudah cukup banyak berkiprah di bidang TI di Indonesia, Joe merupakan aktivis opensource yang aktif mempengaruhi orang-orang disekitarnya untuk mulai menggunakan aplikasi Opensource. Risna terpengaruh, setelah sebelumnya menggunakan aplikasi legal di MS Windows dan akhirnya meminta Joe membantu Risna menginstal Fedora Core di komputer Risna.

Masih si bulan April, Joe membuat sebuah program freeware MailPass untuk Symbian OS, sementara Risna sibuk dengan kerjaan Retooling. Bulan ini juga Joe dapat hadiah dari Niaga berupa Handphone. Risna menuliskan entry blog yang mendapatkan komentar cukup banyak sampai sekarang di bulan April juga.

Bulan Mei, Risna menyusul Joe resign dari kantor tempat penitipan sementara setelah proses penerimaan dosen menggantung. (Lupa Joe kapan resignnya, dia ga nulis sih di blog, kayaknya sih Maret). Setelah jadi pengacara (alias pengangguran banyak acara), kami punya waktu banyak untuk mengeksplorasi kartu As yang saat itu baru launch dengan promo bebas SMS sesama kartu AS tetapi Joe malah jadi jarang ngeblog heheh.

Bulan Juni, berhubung kami bisa dibilang ga ada kerjaan, kami bisa membuat beberapa artikel yang menurut kami berguna (dan ada yang juga masih sering di baca sampai saat ini). Beberapa artikel tersebut antara lain : cara mudah setting grps, wap dan mms untuk semua hp, Optimasi Firefox, Online GPRS dengan Bluetooth di Linux, Euforia Gmail, dan cerita mengenai barang-barang yang didapatkan Risna dengan invitation Gmail (yang saat itu masih langka).

Bulan Juli, Joe beli laptop second, Dell Latitiude 400, laptop yang walaupun kecil tapi banyak berperan dalam pengembangan SymbianBible dan program-program Joe lainnya. Karena sejak Joe punya Laptop itu, dia selalu mengerjakan sesuatu di mana saja dan kapan saja (kecuali lagi nonton di bioskop). Sebagai warga negara yang baik, kami juga mengikuti pemilu di masa itu, dan sehubungan dengan adanya yang menghack situs pemilu, Joe ga ketinggalan membuat tulisan tentang hacking, cracking dan IT Pemilu.

Bulan Agustus, XL melaunch kartu Jempol dan kartu bebas dengan promosi bebas bicara jam 11 - 5 pagi. Risna pulang ke Medan liburan. Ada pengalaman yang ga enak di bulan Agustus ini, tapi udah ah ga usah dituliskan.

Bulan September Joe ke Pekanbaru membantu kepanitiaan OSN, hasilnya bisa buat nambahin beli Thera Audiovox baru hehe. Sehubungan dengan pada saat pemilu bulan Juli tidak ada yang menang mutlak, kami mengikuti lagi pemilu putaran ke dua. Oh ya, berita buruknya bulan ini adalah bulan terakhir promosi gprs Matrix, sehingga kami harus mencari alternatif koneksi yang lain.

Bulan Oktober, kami disibukkan dengan tugas kuliah dan ujian-ujian selain presentasi (hellooo masih mahasiswa toh hehhe). Oh iya beberapa hal yang juga dituliskan ditengah-tengah kesibukan antara lain: Risna migrasi XL ke Xplor ,

Bulan November, sehubungan dengan tidak adanya koneksi tetap lagi untuk berinternet, kami semakin jarang ngeblog, paling juga satu tulisan Joe setelah dia membaca buku-buku tugas akhir yang berhubungan dengan Openoffice yang ternyata ada orang  melanggar lisensi.

Bulan Desember, kami mulai menjelajahi beberapa operator CDMA (apalagi sejak Joe punya audiovox thera). Beberapa tulisan tentang CDMA antara lain: Pengalaman ber CDMA, Membandingkan operator CDMA, VPN Mobile 8 (Fren) di linux, keluhan tentang CDMA lagi.... Selain ber CDMA, Joe juga sempat menginstal IE di Linux, sedangkan Risna yang walaupun sudah menginstal Fedora Core masih sesekali memakain Windows dan mencoba menggunakan Fren di 6585 menjadi modem untuk laptop via infrared okion.

2005

Udah bosen belum baca ceritanya? kan sudah dibilang panjaaaaang banget. Yah..gpp kok kalau ga mau baca lagi, apalagi kalau selama ini sudah jadi pengunjung setia blog kami, atau yang sering jadi tempat curhat Risna ataupun Joe, tentunya sudah tau semuanya kan :).

Bulan Januari dan Februari berjalan seperti biasa. Kebanyakan disibukkan dengan tesis, mengajar, bersenang-senang dan jadi jarang ngeblog. Bulan Maret kehilangan kartu CDMA Fren yang masih ada pulsanya 500 rebuan (waktu beli pulsanya ada 1 juta dengan harga beberapa ratus ribu). Oh ya sejak awal tahun salah satu alasan Joe jarang posting, karena dia sibuk memprogram sebuah device yang kisahnya dia tuliskan di posting april.

jalan-jalanSatu-satunya kisah yang menarik di bulan Mei adalah tentang sebuah perjalanan untuk menghadiri nikahnya teman Joe. Perjalanan yang melelahkan tapi menyenangkan. Pengalaman baru di tempat yang berbeda dari biasa.

Bulan Juni berjalan dengan tenang, kurang banyak kejadian menarik. Paling tentang sweeping di beberapa warnet, ataupun Apple menggunakan Intel dan kelulusan paman Yudi dari s1 nya (selamat yaaa...).

Bulan Juli, Risna dan Joe dapat tugas untuk membantu beberapa mahasiswa PI-DEL yang sedangdanau toba tugas akhir. Kesempatan jalan-jalan lagi deh, kali ini ke tepi danau toba. Oh iya, Joe baru mengganti Laptop DELL nya dengan Apple iBook.

Bulan Agustus, sempet terpikir untuk hiatus dari menulis (jadi kegiatannya offline saja lah). Oh ya ada satu hal yang menganggu Joe tentang para ahli IT, coba baca ini.

Bulan September, kami pindah kantor ke Oh La La selama 3 hari (kacaww). Dan akhir september Joe dapat hadiah ipod Nano dari adik-adiknya yang baik.

Bulan Oktober dan November kehidupan berjalan biasa saja. Masih mumet dengan Tesis, dengan kerjaan di kampus, dan sesekali nonton ke Bioskop :). Oh iya bulan November, blog kami sempat kena deface.
 
Bulan Desember kami masih terus berjuang untuk Tesis kami, terutama Joe yang sebenarnya hampir kelar, tapi masih ada beberapa perbaikan ini dan itu.

2006

Tahun 2006 di awali dengan merebaknya virus Brontok, sebenarnya sih sudah sejak akhir tahun 2005, tetapi kami diam bergeming (yang bener diam bergeming loh bukan diam tak bergeming) karena tak terganggu olehnya. Tapi karena banyak teman kos Risna yang menjadi korban (dan akhirnya bertanya mulu), Joe akhirnya mulai melirik Brontok dan mengupas tuntas, bahkan sudah berniat membuat sebuah antivirus sendiri.

Bulan Februari, kami masih sibuk dengan diri sendiri, Joe sejak menjadi aktivis opensource juga semakin memperhatikan masalah Lisensi, hak cipta dan paten.

Bulan Maret Risna pindah ke kamar kos yang lebih besar (ga terlalu penting). Bulan April Joe membuat antivirus untuk Brontok, karena Brontok semakin mengganas. Anti virus yang Joe buat akhirnya tidak hanya untuk Brontok saja, sekarang masih diupdate dan menjadi pekerjaan hobi disamping pekerjaan utamanya. Risna yang masih mencari koneksi internet, berpindah dari GPRSnya GSM ke CDMA dan menuliskan cara settingnya di Windows XP.

Bulan Mei, untuk pertama kalinya kami menuliskan entry tentang ulangtahun salah satu dari kami. Kebetulan sekali Joe ulangtahunnya sama dengan anaknya rekan kerjanya, maka jadilah perayaan ulangtahunnya di gabung. Oh ya karena kami berinternet dengan mengandalkan CDMA dengan tarif per KB, maka perlu untuk menghemat pemakain volume data. Oh ya, bulan Mei Risna berhasil membagi daya UPS nya sehingga masalah listrik di kosnya bisa tidak menganggu komputer (yang juga merangkap jadi TV).

Bulan Juni, Joe ganti laptop lagi, kali ini Joe membeli Macbook, produk Apple yang sudah menggunakan Intel. Hal-hal lain... oh ya... Joe sudah lulus dong bulan Juni (tapi ga diabadikan di blog karena waktu itu terlalu gembira untuk duduk mengetikkannya). Risna gimana? dia masih harus meneruskan perjuangan tesisnya.

Bulan Juli, setelah lulus, Joe kembali meneruskan hobi lamanya membuat program symbian bible, kali ini dengan bantuan seseorang yang berbaik hati memberikan Nokia 9300, Joe melaunch S80Bible. Oh ya sebelumnya Risna dan Joe membantu pemeriksaan lembar jawaban komputer untuk seleksi TOKI. Dari pengalaman tersebut, joe menuliskan hal ini.

Bulan Agustus, risna menyusul Joe menyelesaikan perkuliahannya, hip-hip hurray... Bulan September berjalan dengan menikmati hari-hari pengangguran. Bulan Oktober Risna pulang ke rumah orangtua di Medan (ini bagian dari cerita masa yang mendebarkan).

Sepertinya, untuk bulan-bulan selanjutnya tidak diceritakan di sini... karena baca aja lanjutannya kalau masih kuat hehehe...

Banyak teman yang turut mendoakan hubungan kami yang terbilang "tidak lazim" ini. Well walaupun kami seiman, tapi jarang sekali ada pasangan dengan wanita yang lebih tua daripada pria, kebanyakan orang akan mengernyitkan kening dan berpikir yang tidak biasa. Kami akui, kami memang bukan pasangan yang ideal secara usia maupun secara suku (dan orangtua kami pun menganggap hal itu tidak lazim).

Setelah mengenal satu sama lain 3 tahun dan berdoa bersama secara rutin meminta pada Tuhan: "Jika memang hubungan kami adalah hubungan yang diperkenankan Tuhan, berikan kami jalan, berikan kami waktu yang tepat untuk memberitahu orangtua kami, dan kiranya orangtua kami bisa menerima hubungan kami", dan kami yang sudah menyelesaikan tugas kuliah s2 kami, kami berpikir sudah waktunya kami mengajukan proposal kami ke orangtua kami mengenai pilihan hidup kami.

Mungkin ada yang berpikir: Ah jaman sekarang udah biasa lah hubungan yang "beda". Bahkan yang beda agama aja banyak kok, yang begini mah biasa. Berbahagialah Anda jika Anda memang sudah dibesarkan oleh keluarga yang bisa menerima perbedaan dengan mudah. Kami yang pada dasarnya dibesarkan oleh keluarga kebanyakan, yang masih mengacu kepada hal yang kebanyakan, tidak pernah terpikir akan menjalani cerita yang tidak seperti orang kebanyakan.

Keluarga Risna masih menjalankan adat Batak secara penuh, jadi wajar saja jika orangtua Risna mengharapkan Risna mendapatkan orang Batak juga. Risna sendiri dari dulu tidak pernah terpikir untuk menjalin hubungan dengan orang yang bukan Batak sampai dia luluh dengan keteguhan hati Joe. Keluarga Joe yang walaupun tidak lagi menjalankan adat Jawa secara penuh, tidak pernah berharap Joe akan menikah dengan beda suku ataupun yang lebih tua. Joe merupakan anak tertua dalam keluarga, dia merupakan kebanggaan orangtua dan diharapkan bisa membawa contoh baik untuk adik-adiknya.

Cerita Joe kepada Orangtuanya

Bulan Oktober 2006, sebelum mengikuti katekisasi pranikah. Ibu Joe sedang datang ke Bandung untuk menjenguk Joe dan adiknya. Dengan mengumpulkan semua keberanian yang ada ( Risna berdoa dirumahnya), selesai makan malam, Joe menceritakan semuanya kepada Ibunya. Menceritakan kalau sebenarnya Joe selama 3 tahun walaupun dilarang Ibu untuk berpacaran dengan Risna tetap menjalani juga, dan sekarang semakin yakin kalau Risna adalah wanita pilihan Joe dan Joe ingin menikahi Risna segera dan berencana ikut katekisasi pranikah untuk semakin memantapkan.

Tidak sesulit yang diduga, Ibu tidak menolak lagi, dan langsung menerima. Malahan langsung merencanakan kalau bisa Ibu ingin ketemu Risna. Karena besoknya adalah hari minggu maka direncanakan untuk bertemu sekalian ibadah minggu bersama. Thanks God, satu doa terjawab.

Malamnya, Bapak yang baru datang dari Jakarta juga diceritakan oleh Joe, dan ajaibnya, Bapak juga tidak menolak sama sekali. Bapak juga setuju kalau hari minggu bertemu dengan Risna.

Kami hanya bisa bilang kalau memang Tuhan yang memberikan waktu yang tepat itu untuk kami. Pertemuan Risna dengan Orangtua Joe kebetulan bertepatan dengan acara pasar seni ITB Bandung. Semuanya berjalan dengan baik dan menyenangkan.

Cerita Risna kepada Orangtuanya

Orangtua Risna berlokasi di Medan, sedikit lebih susah untuk Risna menceritakan dibandingkan Joe. Dengan rasa takut ditolak, Risna menelpon ke Medan dan menceritakan tentang Joe kepada Ibu. Apa daya, ternyata waktu Risna menelpon, Ibu sedang sakit dan kehilangan suaranya. Mungkin karena merasa kaget dan masih belum bisa menerima kalau Risna tidak memilih orang Batak, Ibu meminta waktu tiga hari mendoakan dulu dan menjawab dan menceritakan kepada Bapak.

Risna menceritakan kepada Ibu dulu, karena Risna lebih takut ditolak Bapak :(. Bapak orang yang keras dan jika dia sudah berkata tidak, maka tidak ada cara yang bisa dilakukan untuk membuat Bapak berubah pikiran, dengan harapan Ibu bisa meyakinkan Bapak makanya Risna memilih menceritakan kepada Ibu. Ternyata Ibu juga kesulitan untuk memulai cara memberitah Bapak.

Sekitar seminggu Risna tidak mendapat kabar dari Ibu ataupun Bapak, tapi kami tidak kehilangan harapan, kami tetap berdoa. Kami tetap mau percaya jika Tuhan memang merestui kami bersama, pasti Tuhan kasih jalan untuk kami. Kami tetap berdoa, dan tentu saja tetap semangat hehehe...

Suatu malam, Namboru Risna (adik Bapak) yang di Siantar mengsms Risna menanyakan nomer telepon lokal, katanya ada yang ingin dibicarakan. Deg...deg..deg.. wah... kok malah Namboru yang telpon ya? kabar baik atau kabar buruk nih? Masih dengan perasaan tak menentu Risna menerima telepon dari Namboru (kebetulan Risna juga lagi di Depok, menginap di rumah Namboru ditemani Dea, sepupu yang selama ini jadi supporternya).

Namboru tidak langsung ke pokok pembicaraan, setelah berputar-putar dan menambah perasaan cemas, akhirnya sampai juga ke pembahasan mengenai hubungan Risna dan Joe. Ternyata Namboru tau dari Ibu, dan yang memberitahu ke Bapak itu Ibu ditemani Namboru. Mungkin keajaiban sedang terjadi, ternyata Bapak tidak menentang sedikitpun, dia malah langsung bilang: baguslah kalau begitu, memang sudah kita tunggu-tunggu kabar dari dia mengenai pilihan hatinya. (Thanks GOD!!!).

Namboru menceritakan kalau Bapak dan Ibu sudah setuju kalau memang itu pilihan Risna. Yang terpenting adalah Risna sudah siap dengan perbedaan yang ada, karena Risna memilih yang bukan dari suku yang sama. Risna di minta pulang dulu ke Medan, agar orangtua bisa bicara dulu dari hati ke hati, tapi...jangan bawa Joe dulu, biar enak ngobrolnya katanya  hehe... ternyata orang Batak lebih rumit dari orang Jawa yah. Tapi memang karena ngobrol lewat telepon itu nilai rasanya masih tidak sama dengan bicara langsung, ya...bisa dimengerti kalau orangtua Risna tetap ingin bicara langsung dengan anaknya dulu.

Setelah mendapat lampu hijau, dengan tetap berdoa, Risna pulang ke Medan. Joe sebenernya sudah ingin langsung ikut, tapi...karena orangtua bilang tunggu dulu, ya mendingan nunggu dulu dong ya. Di Medan orangtua Risna bilang kalau mau ketemu nanti saja bulan November bersamaan dengan wisudanya Risna, toh ortu bakal datang ke Bandung.

Sehari sebelum wisuda, akhirnya Joe bertemu dengan Bapak dan Ibu Risna. Percakapan berjalan dengan baik. Semua berjalan dengan baik dan walaupun Joe lebih muda dari Risna, orang tua Risna bisa mendapatkan impresi yang baik bahwa Joe sudah cukup dewasa dalam cara berpikir untuk dapat menjadi pendamping hidup Risna.

Setelah Risna bertemu dengan orangtua Joe dan Joe bertemu orangtua Risna, maka direncanakan agar orangtua bertemu dengan orangtua (ah kayak film meet the parents saja). Pertemuan orangtua untuk membicarakan hal lebih lanjut dilakukan 2 kali. Sebenarnya sampai dengan pertemuan orangtua, kami masih tidak tahu kapan kami akan menikah hehheheh...aneh ya.

Pertemuan syukuran wisuda Risna

Hari itu 11 November 2006, Risna menjalani upacara wisuda S2. Selesai upacara wisuda dari Sabuga, keluarga Risna langsung ke Dago Panyawangan untuk bertemu dengan keluarga Joe. Kedua keluarga makan siang bersama dalam rangka syukuran wisuda Risna. Karena niat awalnya adalah perkenalan dan bukan lamaran, jadi... hari itu bukanlah hari lamaran yang sebenarnya.

Dalam pertemuan itu Bapak Risna bertanya kepada keluarga Joe: "Apakah sudah siap mendapat menantu seperti Risna?" Wah..maksudnya apa tuh? Risna dan Joe jadi kuatir dikit..hehe... tapi...ternyata dibalikin lagi ama keluarga Joe apa sudah siap dapat menantu seperti Joe? aih...emangnya kita apaan sih :P. Jawabannya diplomatis sih, mana mungkin mereka bertemu hari itu kalau orangtua belum pada siap mendapat calon menantu dari budaya yang berbeda.  (lega lega hehe...)

Acara hari itu diisi dengan tukar pengalaman mengenai budaya masing-masing dalam yang biasanya dilakukan dalam proses lamaran sampai pernikahan. Ternyata pada dasarnya adat Jawa dan adat Batak punya kesamaan tata cara yang berbeda hanya detail teknisnya dan penamaan (ya iyalah bahasanya aja kan beda).

Semua pulang dengan perut kenyang dan tersenyum, terutama Risna dan Joe. Walaupun hari itu belum ada pembicaraan mengenai hari H (dan kamipun belum tau ancer-ancernya mau kapan), yang terpenting semua berjalan dengan baik.

Lamaran ke rumah Namboru Risna

Walaupun kami berbeda adat budaya, tapi untuk acara lamaran, kami tetap menjalankan apa yang biasanya dilakukan. Untuk melamar seorang boru Batak, pihak pria harus datang ke rumah Namboru dari pihak perempuan. Penjelasannya sih begini: Dalam adat Batak, seorang perempuan idealnya menikah dengan anak laki-laki dari sodara perempuan bapak (Namboru). Nah, jika ada orang lain yang ingin menikah dengan perempuan batak tersebut, yang notabene bukan anak namborunya, maka dia harus minta ijin dulu ke namboru perempuan tersebut. Kalau jaman duluuu seandainya (katanya sih) kalau anak laki-laki namboru itu belum menikah semua, bisa saja namboru itu menghalangi laki-laki yang ingin meminang parumaennya itu (sebutan namboru ke anak perempuan sodara lelakinya), dengan alasan: loh anak saya lebih prioritas dong. Heheh.. ya begitulah... masih ngerti dengan ulasan di atas?

Well, pertemuan di rumah namboru Risna bisa terlaksana di Bandung karena kebetulan? (mungkin bukan kebetulan sih, tapi memang Tuhan yang kasih jalan). Kebetulan anak namboru yang kuliah di Bandung wisuda juga tanggal 18 Nov, jadi.. namboru dari siantar pasti datang ke Bandung.  Ya.. ini namboru yang sama dengan namboru yang di Siantar yang menelpon Risna mengenai berita orangtua sudah setuju. Namboru tiba di Bandung tanggal 15 Nov, dan pertemuan di adakan hari itu juga (aduh, makasih ya Nam, udah repot banget buat aku).

Tanggal 15 November 2006, Joe dengan resmi melamar aku. Tidak ada seserahan, tidak ada musik-musik, tidak ada cincin seperti acara lamaran pada umumnya. Acara sederhana hanya berupa makan malam bersama di rumah, dan percakapan teknis mengenai partadingan (di adat Batak Simalungun tidak ada yang disebut mas kawin), dan pembicaraan mengenai rencana tanggal dan tempat pemberkatan.

Setelah mempertimbangkan banyak hal, kami memilih akhir Januari 2007 atau awal Februari 2007 untuk mendapatkan pemberkatan. Kami sih dari awal sudah mengarah ke tanggal 27 Januari 2007, tetapi ketersediaan gedung di Medan, menjadi salah satu faktor yang perlu diperhatikan. Oh ya pemberkatan di adakan di Medan karena ini masih mengikuti sedikit adat Batak.

Pagi 16 November 2006 Awalnya dapat kabar dari Medan kalau semua gedung untuk 27 Januari 2007 sudah penuh, belum sempat merasa kecewa, entah kenapa masih merasa yakin Tuhan pasti kasih jalan, ternyata dikabarkan kalau tanggal tersebut gedung yang memang dekat rumah Risna bisa di pesan untuk tanggal tersebut. Ajaib memang Tuhan. Semuanya Dia atur yang terbaik untuk kami.

Dari perjalanan pacaran kami sampai merencanakan pernikahan ini, kami merasakan Tuhan yang pimpin jalan kami. Tuhan bekerja dengan cara yang tak terduga. Kami ingin dapat mengucap syukur selalu dan ingat bahwa manusia bisa berencana tapi Tuhan yang menentukan, dan kami ingin selalu membawa semua beban kami dan meminta Tuhan yang campur tangan dan memberikan kepada kami. Karena Tuhan bekerja untuk mendatangkan kebaikan bagi orang yang percaya kepadaNya.
Untuk persiapan, kami tidak terlalu ambil pusing dengan masalah "fisik", baik fisik kami sendiri, maupun persiapan undangan, gedung, katering, dokumentasi, dsb. Urusan persiapan tersebut sebagian besar kami percayakan kepada orangtua kami (halah manja ya :P). Satu-satunya yang kami persiapkan berdua adalah situs ini, dengan harapan apa yang menjadi pengalaman kami bisa dipilah mana yang baik dan mana yang tidak baik dan dapat menjadi berkat untuk pembaca (selain untuk tempat kami berkaca kembali jika kami menghadapi masalah-masalah kecil ataupun besar di masa depan).

Tidak seperti orang kebanyakan, yang selalu menganggap foto pre wedding itu penting, kami tidak merasa hal tersebut penting (selain untuk menghemat biaya hehe:)). Untuk foto-foto bisa langsung liat di halaman foto, untuk kisah kami selama pacaran ada di blog lama Joe, blog lama Risna dan blog bersama kami.

Kami lebih mengutamakan persiapan "mental" kami. Kata orang, menikah itu berbeda dengan pacaran. Kata orang, setelah menikah semua manisnya masa-masa pacaran bisa hilang karena banyaknya masalah yang mungkin timbul karena terlalu lama hidup bersama dengan orang yang sama. Banyak sekali kata orang yang kami belum tahu apa yang benar dan tidak, tapi prinsipnya belum tentu semua benar walaupun mungkin sebagian kecil bisa saja benar.

Kami memutuskan untuk mengikuti katekisasi pranikah di GII Hok Im Tong walaupun pemberkatan pernikahan kami tidak dilakukan di sana. Kelas tersebut banyak memberi masukan bagi kami dan membuat kami semakin yakin kalau kami sudah siap untuk menikah. Selain mengikuti kelas katekisasi ini, di awal masa pacaran maupun menjelang hari pernikahan, kami juga membaca beberapa buku untuk menjaga kekudusan pacaran kami (kami bukan ingin sok suci, tapi memang kami sepakat untuk pacaran berdasarkan apa yang Tuhan mau bukan apa yang kami mau).

Buku-buku yang kami baca, yang kami rekomendasikan juga untuk Anda baca adalah:
  1. Berjalan di atas Air karya Anthony de Mello mengajarkan kami untuk hidup di saat ini bukan di masa lalu ataupun terlalu bermimpi tentang masa depan.
  2. What's so Amazing about Grace karya Phillip Yancey yang mengilhami judul blog bersama kami Amazing Grace dan juga mengajarkan agar kami dapat mengucap syukur untuk semua berkat yang diberikan Tuhan setiap hari.
  3. Selamatkan pernikahan Anda sebelum pernikahan dimulai karya Les dan Lesslie Parrot memberi banyak input yang semakin dikuatkan ketika katekisasi pranikah. Pelajaran yang didapatkan terutama bagaimana cara bertengkar yang baik supaya tidak mengarah ke perpecahan, bagaimana menyikapi perbedaan kami, dan juga memberi gambaran tentang permasalahan yang mungkin timbul dalam pernikahan.
  4. Every Man's Battle karya Stephen Arterburn dan Fred Stoeker memberikan pelajaran mengenai perjuangan setiap orang (khususnya pria) untuk memenangkan perang terhadap  godaan seksual (yang biasanya jadi penyebab yang paling umum kehancuran rumah tangga).
  5. Purpose Driven Life karya Rick Warren, mengajarkan kami bagaimana hidup yang digerakkan oleh tujuan.

Situs yang juga dapat menjadi referensi jika seandainya Anda tidak mempunyai kesempatan untuk mengikuti kelas katekisasi pranikah coba klik di sini.