Wanita:Dari Sudut Pandang Sepatu

Jin Gendut (JG) : "Tuan, sebutkan permintaan terakhir Anda!"

Tuan Aladin (TA) : "Saya ingin hidup seribu tahun lagi."

JG : "Tuan, plis deh."

TA : "Ya itu, saya ingin hidup seribu tahun lagi."

JG : "Ga mungkin Tuan."

TA : "Kamu saya pecat, dasar jin goblok!"

JG : "Baik Tuan baik, maafkan saya."

TA : "Eits..eits..tunggu, saya tidak ingin hidup seribu tahun lagi tapi saya ingin dihidupkan ribuan taun lagi."

JG : "Dengan senang hati Tuan"



Akhirnya, ribuan taun itu pun datang. Aladin lahir kembali. Dasar jin-nya goblok, Aladin tidak lahir dalam wujud manusia, tapi dalam bentuk sepatu. Tau kan sepatu Aladin, model sepatu perempuan yang ujungnya meruncing. Sepatu yg lagi trend saat ini.


Bagi saya, cowok, rasanya aneh aja sepatu Aladin hari gini. Tapi coba mari dipikirkan dengan jernih. Tentunya apapun yg ada di alam ini pasti ada hikmahnya. Ada fungsi tersembunyi yang mungkin tidak disadari oleh pembuatnya. Seperti bom atom dan Om Albert.


Sepatu, fungsi dasarnya masih tetap sebagai alas kaki. Model sepatu untuk wanita sangat beraneka ragam. Ada sepatu normal, sepatu dengan alas kaki tebal, sepatu dengan hak yg tinggi, sepatu dengan ujung meruncing dan sebagainya. Sangat berbeda dengan model sepatu kaum pria.


Selidik punya selidik, ternyata ini berhubungan erat dengan fitrah wanita. Konon katanya wanita berasal dari rusuk pria. Implikasinya secara umum pria lebih kuat dibanding wanita. Secara umum yah, maaf tante-tante. Karena itu wanita lebih cenderung bersifat defensif. Dan ternyata ini juga berdampak pada model sepatu.

Jaman dulu kondisi lingkungan masih aman. Tingkat kejahatan tidak setinggi sekarang. Atau setidaknya tidak diangkat ke media sesering sekarang. Kaum wanita masih merasa aman tentram tanpa ancaman, dari semut sekalipun. Akibatnya sepatu pun cukup dengan model sepatu bertali.




Masa berikutnya, banyak industri baru di muka bumi. Akibat limbah dan pencemaran lainnya, keseimbangan alam goyah. Rantai makanan kehilangan beberapa komponen. Serangga, bakteri dan virus berkembang dengan pesat. Wanita perlu melindungi kakinya. Lahir sepatu dengan model konservatif.




Hari berganti hari. Program tv berganti program. Acara kriminal muncul di layar kaca. Lepas dari pendapat yang kontradiktif tentang acara kriminal, liputan tindak kejahatan menjamur di semua tv. Dari mulai Patroli, Buser, Sidik, Selidik, TKP dan sebagainya. Wanita merasa perlu lebih melindungi diri. Alat melindungi diri yang umum dipakai adalah tameng. Tameng tebal pun muncul sebagai alas kaki.




Jaman pun semakin edan, kriminalitas semakin merajalela. Dalam dunia sepakbola ada sebuah kepercayaan bahwa pertahanan yang baik adalah menyerang. Ternyata hal ini diadaptasi pula oleh para perancang sepatu wanita. Jadilah sepatu dengan ujung runcing untuk men-kick dengan tajamnya para pengganggu wanita.




Di tempat-tempat tertentu, demi keamanan kaum pria, sepatu jenis diatas dilarang. Serius loh, coba liat gambar disamping.
Dan demi kenyamanan wanita juga sih, emang enak jalan di pantai pake unjung lancip dan hak tinggi :p





Untuk wanita-wanita luar biasa yang sangat percaya diri dan tidak memerlukan alat pertahanan diri, seperti misalnya Mbak ini, sepatunya sangat mirip pria.Coba liat gambar berikut.