masa inkubasi itu telah dimulai…

aku jenuh dengan keberadaanku sekarang di SINI...
aku jenuh dengan ku yang sekarang...
aku jenuh..

aku harus melakukan sesuatu...
tak mau seperti *mereka*...
yang sedang tidur nyenyak di comfort zone yang ada...

comfort zone yang terlalu cepat tergapai
bisa mematikan potensi diri
matilah *kalian* yang tidak ingin berubah
matilah *kalian* dengan kenyamanan yang didapat

takkan ku biarkan *aku* mati!

aku mungkin naif
aku mungkin bodoh
tapi aku masih ingin mengejar semua mimpi itu
ya. impianku takkan sirna begitu saja...

...karnanya kumulai dengan inkubasi ini...


entah sampai kapan aku bertahan dengan *ini* semua
idealisme tanpa batas juga dapat membunuh *ku* dengan cara yang berbeda

entahlah...

~greetingstoallwhoneverwillchange~

ga baik marah-marah..

Fiuuh, akhirnya training saya selesai juga. 3 bulan tuuh, lama banget kan.. Makanya seneng banget udah selesai. Nih mau cerita pengalaman hari minggu kemarin. Jadi duduk yang manis ya anak-anak, ambil sedikit camilan, minuman, dan please enjoy it.. ;)Hari minggu...

Bandung kok panas yah…

Bandung memang sudah lama tidak hujan, jadi dinginnya bandung hampir nggak terasa lagi. Bahkan Rafi sering keringetan klo siang maupun malam. Kamar Rafi yang biasanya hangat sekarang jadi terasa panas. Makanya Rafi lebih sering main di ruang depan TV. Pernah juga karena nggak tahan panasnya, Rafi tidur malam disitu juga. Karena nggak ada penghuni lain jadi ya gapapa. Tapi karena tidur di luar Bunda pasang selimut untuk Rafi. Biasanya kalo Rafi tidur di kamar terus diselimutin ama Bunda langsung aja selimutnya Rafi tendang-tendang karena gerah. Tapi malam itu Rafi anteng tidur pake selimut.

Foto ini diambil oleh Ayah. Karena panas Rafi rewel. Tapi setelah baju Rafi dilepas Bunda jadi nggak rewel lagi..



Rafi seneng banget main di pinggir-pinggir undakan/ tangga gini. Bikin yang lihat cemas :)



Sekarang kaki Rafi sudah berhasil turun di tangga pertama. Tenang Yah, Rafi bisa kok...



Akhirnya Rafi berhasil turun juga :)



Hehe...bisa kan Yah... :D

Bandung kok panas yah…

Bandung memang sudah lama tidak hujan, jadi dinginnya bandung hampir nggak terasa lagi. Bahkan Rafi sering keringetan klo siang maupun malam. Kamar Rafi yang biasanya hangat sekarang jadi terasa panas. Makanya Rafi lebih sering main di ruang depan TV. Pernah juga karena nggak tahan panasnya, Rafi tidur malam disitu juga. Karena nggak ada penghuni lain jadi ya gapapa. Tapi karena tidur di luar Bunda pasang selimut untuk Rafi. Biasanya kalo Rafi tidur di kamar terus diselimutin ama Bunda langsung aja selimutnya Rafi tendang-tendang karena gerah. Tapi malam itu Rafi anteng tidur pake selimut.

Foto ini diambil oleh Ayah. Karena panas Rafi rewel. Tapi setelah baju Rafi dilepas Bunda jadi nggak rewel lagi..



Rafi seneng banget main di pinggir-pinggir undakan/ tangga gini. Bikin yang lihat cemas :)



Sekarang kaki Rafi sudah berhasil turun di tangga pertama. Tenang Yah, Rafi bisa kok...



Akhirnya Rafi berhasil turun juga :)



Hehe...bisa kan Yah... :D

Happy Birthday Bro

Belum lama ini 3 adikku berulang tahun dalam waktu yang berdekatan. Ketiganya punya zodiak yang sama yaitu Scorpio. Btw, adikku laki-laki semua. Baik itu adik kandung (3 orang) maupun adik ipar (3 orang juga). Suami dan diriku sama-sama anak sulung. So, aku nggak punya saudara perempuan. Anak pertama kami juga laki-laki. Praktis, aku perempuan sendiri diantara 8 lelaki :). Asyik...banyak bodyguard :D

Oke, balik lagi ke topik... ketiga adikku yang berulang tahun itu...
  1. Riko alias Acip tanggal 29 Oktober
  2. Basir ato Antok tanggal 31 Oktober
  3. Saiful tanggal 4 November

Sebagai kadonya aku bikin black forest :) ini dia nih...



Sebenernya sih udah lama pengen bikin. Waktu kemarin mo lebaran udah beli bahannya, tapi karena sepi di rumah cuma bertiga jadi ditunda bikinnya. Waktu ada acara buka bareng bulan lalu pernah bikin cake ini tapi cuma kebagian dikit dan uenak :) jadi pengen bikin lagi.

Foto-foto black forest yang masih utuh ada di Arif, belum sempat dicopy. Ceritanya tadi pagi udah siapin kamera untuk foto cake ini. Eh, tau-tau kamera yang di atas meja raib entah kemana saat ditinggal mandiin Rafi. Usut punya usut Riko juga nggak ada. Jadi asumsi kamera ada di dia. Udah manyun aja tuh diriku karena keinginan hati mo pasang foto black forest itu nggak jadi. Sementara Esda sudah nggak sabar mau makan cakenya. Ya sudahlah akhirnya kurelakan juga cake itu dipotong setelah difoto pakai HP Arif. Riko baru pulang sore hari dan black forest yang tersisa tinggal sepotong itu.

Happy Birthday Bro

Belum lama ini 3 adikku berulang tahun dalam waktu yang berdekatan. Ketiganya punya zodiak yang sama yaitu Scorpio. Btw, adikku laki-laki semua. Baik itu adik kandung (3 orang) maupun adik ipar (3 orang juga). Suami dan diriku sama-sama anak sulung. So, aku nggak punya saudara perempuan. Anak pertama kami juga laki-laki. Praktis, aku perempuan sendiri diantara 8 lelaki :). Asyik...banyak bodyguard :D

Oke, balik lagi ke topik... ketiga adikku yang berulang tahun itu...
  1. Riko alias Acip tanggal 29 Oktober
  2. Basir ato Antok tanggal 31 Oktober
  3. Saiful tanggal 4 November

Sebagai kadonya aku bikin black forest :) ini dia nih...



Sebenernya sih udah lama pengen bikin. Waktu kemarin mo lebaran udah beli bahannya, tapi karena sepi di rumah cuma bertiga jadi ditunda bikinnya. Waktu ada acara buka bareng bulan lalu pernah bikin cake ini tapi cuma kebagian dikit dan uenak :) jadi pengen bikin lagi.

Foto-foto black forest yang masih utuh ada di Arif, belum sempat dicopy. Ceritanya tadi pagi udah siapin kamera untuk foto cake ini. Eh, tau-tau kamera yang di atas meja raib entah kemana saat ditinggal mandiin Rafi. Usut punya usut Riko juga nggak ada. Jadi asumsi kamera ada di dia. Udah manyun aja tuh diriku karena keinginan hati mo pasang foto black forest itu nggak jadi. Sementara Esda sudah nggak sabar mau makan cakenya. Ya sudahlah akhirnya kurelakan juga cake itu dipotong setelah difoto pakai HP Arif. Riko baru pulang sore hari dan black forest yang tersisa tinggal sepotong itu.

HaKI (2): Defensif Aktif Pengajuan HaKI Luar Negeri

TempeBerita dipatenkannya tempe di Jepang dan Amerika sempat menghebohkan masyarakat Indonesia. Di antara komentar-komentar yang muncul adalah bahwa kita akan sangat dirugikan oleh paten tersebut, karena tempe merupakan makanan asli Indonesia, yang akan sangat menyengsarakan bagi industri rumah tangga tempe apabila harus membayar royalti ke Jepang untuk setiap potong tempe yang diproduksi dan dijemur di pekarangan rumahnya sendiri. Komentar lain yang mengemuka adalah penimpaan kesalahan kepada masyarakat (bukan pemerintah) Indonesia yang sedemikian bodohnya sampai tidak melakukan proses sanggah terhadap paten tersebut.

Beberapa hal terkait dengan berita paten tempe tersebut layak untuk kita jadikan bahan guna mempelajari kondisi HaKI di Indonesia. Yang pertama bahwa klaim bahwa tempe merupakan produk asli Indonesia dan khas Indonesia seharusnya diluruskan terlebih dahulu. Menurut catatan sejarah, tempe tidak hanya berkembang di Indonesia namun juga di Jepang, Cina, dan Nepal. Sehingga wajar sebenarnya apabila Jepang juga dianggap memiliki hak berdasarkan sejarah atas tempe sebagaimana masyarakat Indonesia.

Yang kedua, bahwa ternyata yang dipaten di Jepang bukan proses pembuatan tempe melainkan proses pembuatan tempe menjadi bahan kosmetik. Demikian pula yang dilakukan di Amerika, ternyata adalah paten untuk proses pembuatan obat-obatan dari tempe. Dari dua hal dia atas, dapat disimpulkan betapa minimnya informasi dan pengetahuan yang kita miliki mengenai paten di luar negeri, baik dalam hal apa yang dipatenkan maupun keterkaitan dan dampak paten tersebut terhadap kita.

Hal ketiga yang perlu kita perhatikan adalah mengenai komentar yang menimpakan kesalahan kepada masyarakat Indonesia yang tidak melakukan proses sanggah terhadap paten yang juga masih kabur intinya tersebut. Kesalahan tersebut seharusnya tidak ditimpakan kepada masyarakat Indonesia mengingat pihak-pihak pengelola tempe umumnya bukanlah kalangan yang memiliki sistem manajerial mapan, melainkan industri rumah tangga sederhana yang menjalankan usaha industri tempe sekedar untuk memenuhi kehidupan sehari-hari. Bagaimana mungkin kondisi masyarakat industri tempe yang demikian diharapkan untuk dapat mengetahui adanya proses pematenan tempe di Jepang dan Amerika, sekaligus melakukan proses sanggah di sana.

Kesalahan dalam kasus ini seandainyapun ada seharusnya lebih dibebankan kepada pemerintah daripada masyarakat. Pemerintah adalah institusi yang secara konsepsi merupakan perwujudan masyarakat yang bertugas melayani masyarakat. Sebagai institusi yang juga dapat dipastikan sanggup berinteraksi dengan dunia intenasional secara baik, maka pemerintahlah yang seharusnya paling bertanggung jawab apabila sampai industri rumah tangga tempe Indonesia harus terkekang dengan paten dari Jepang tersebut. Kasus paten tempe di atas seharusnya menjadi pelajaran penting bagi pemerintah untuk aktif melindungi perekonomian nasional dalam hal HaKI dari paten yang terdapat di luar negeri yang berpotensi mengancam perekonomian nasional khususnya pada skala kecil dan menengah. Dan bukan justru hanya berperan seperti pemerintah negara maju yang bersifat pasif dengan resiko menghalangi perkembangan perekonomian nasional.